Kamis, 23 Juni 2011

SELAYANG PANDANG KOTA TARAKAN

Mendengar Kata Tarakan maka terbayang dalam ingatan kita tentang sebuah pulau yang dulunya disebut pulau minyak (sebelum tahun 1942 ) dan menjadi salah satu pembekalan minyak eropa dan amerika.
Kata Tarakan sendiri berasal dari bahasa Tidung Tarak” yang berarti BERTEMU dan “Ngakan” yang berarti "MAKAN". Dan secara harfiah dapat di artikan “ Sebagai tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain”. Selain itu Tarakan juga merupakan pertemuan arus muara sungai Kayan, Sesayap, Malinau.

Ketenangan masyarakat Kota Tarakan sempat terganggu ketika pada tahun 1896 sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM ( Bataavishe petroleum maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini,
Banyak tenaga kerja yang di datangkan dari luar pulau terutama pulau jawa seiring dengan menigkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 pemerintah hindia belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang asisten residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni : Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan, dan Berau.
Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk merubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai  dengan Keppres RI No. 22 tahun 1963.
Kota Tarakan secara geografis terletak pada 3o.19’ – 3o.20’ dan 117o.38’ BT, terdiri dari 2 ( Dua ) Pulau Yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas daratan 250,80 km2 dan lautan sepanjang 3 mil yang mengelilinginya seluas 406,53 km2.   


Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan Kecamatan Tarakan sebagai salah satu Sentra Industri di wilayah Kalimantan Timur Bagian Utara. Sehingga Pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi kota Administrasif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981. dan pada Tahun 1997 Tarakan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang – Undang RI  No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Pada Tanggal 15 desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Jota Tarakan.


Perkembangan cukup pesat di tunjang oleh letak yang strategis sehingga Tarakan kini semakin tumbuh dan berkembang dengan sebutan pulau, Kota Transit dan Pusat Perindustrian Barang serta Mobilitas manusia untuk kawasan Utara Kalimantan Timur. Kondisi ini pula yang mengantarkan Tarakan menjadi Pintu Gerbang Perjalanan Wisata ke berbagai tujuan Objek Wisata tekenal diwilayah Kalimantan Timur. Berbagai kemudahan pelayanan  bisa di dapatkan  di Kota ini  ditunjang oleh Akomodasi dan Transportasi laut serta Bandar Udara Internasional yang menanti kita dalam membantu kelancaran perjalanan kita menuju obyek – obyek wisata yang kita inginkan.

Paguntaka atau Kota Tarakan merupakan Kota ketiga yang ramai setelah Balikpapan dan Samarinda, khususnya di wilayah Utara Kalimantan Timur. Di lihat dari sektor Kepariwisataan, Kota Tarakan menyimpan begitu banyak potensi baik yang disediakan oleh alam maupun yang d ciptakan oleh manusia.

Adapun batas – batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Timur : Kecamatan Pulau Bunyu dan Laut Sulawesi
Sebelah Barat : Pesisir Pantai Kecamatan Sesayap
Sebelah Utara : Pesisir Pantai Kecamatan Bunyu
Sebelah Selatan : Pesisir Kecamatan Tanjung Palas

Kota Tarakan terdiri dari 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan yaitu :
1. Kecamatan Tarakan Timur 
    a. Kelurahan Gunung Lingkas
    b. Kelurahan Lingkas Ujung
    c. Kelurahan Kampung Empat
    d. Kelurahan Kampung Enam
    e. Kelurahan Mamburungan 
    f. Kelurahan Mamburungan Timur
2. Kecamatan Tarakan Tengah
    a. Kelurahan Sebengkok
    b. Kelurahan Selumit
    c. Kelurahan Selumit Pantai
    d. Kelurahan Kampung I Skip
    e. Kelurahan Pamusian
3. Kecamatan Tarakan Barat
    a. Kelurahan Karang Rejo
    b. Kelurahan Karang Balik
    c. Kelurahan Karang Anyar
    d. Kelurahan Karang Anyar Pantai
    e. Kelurahan Karang Harapan
4. Kecamatan Tarakan utara
    a. Kelurahan Juata Kerikil
    b. Kelurahan Juata Permai
    c. Kelurahan Juata Laut

Kota Tarakan yang didiami oleh suku Asli Tidung, dalam perkembangannya sebagamana daerah lain dihuni juga oleh suku-suku lain seperti Suku Dayak, Banjar, Jawa, Bugis, Topraja, Tionghoa dan lain - lain.
Pemeluk agama terbesar adalah islam disamping Kristiani, Hindu dan Budha. 
Dibidang Kesenian Tanah Paguntaka ini terkenal akan Tari Jepen yang merupakan tari asli daerah ini. selain Hadrah dan Tari - Tari Tradisional yang berasal dari berbagai daerah. sementara didunia musik, Perkembangan musik tradisional dan modern juga menunjukkan kemajuan yang berarti bagi Kota Tarakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar